Tuesday, July 29, 2008

Rayuan pulau kelapa



Tadi malam aku kirim bidadari untuk menjaga tidurmu. Eh, dia buru-buru balik. Katanya, 'Ah, masa bidadari disuruh jaga bidadari?' --- Hoek!

Kalau kamu nanya berapa kali kamu datang ke pikiranku, jujur aja, cuma sekali. abisnya, ga pergi2 sih! --- Najis Loh!

Sempet bingung jg, kok aku bisa senyum sendiri. Baru nyadar, aku lagi mikirin kamu. --- WAKS!

Kalau suatu saat kamu hancurkan hatiku... akan kucintai kamu dengan kepingannya yang tersisa. --- Hoeeek!

Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal. --- Hahaha nice one!

Kalau kamu ajak aku melompat bareng, aku ngga bakalan mau. Mending aku lari ke bawah, bersiap menangkapmu. --- idih gepeng ntar!

Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat Sunda. Di hari aku bisa menemukannya lagi, itulah waktunya aku berhenti mencintaimu. --- jitak!

Ga usah janjiin bintang dan bulan untuk aku, cukup janjiin kamu bakal selalu bersamaku di bawah cahayanya. --- najooos..

Kalau kamu nanya mana yg lebih penting buat aku: hidupku atau hidupmu, aku bakal jawab hidupku. Eits, jangan marah dulu, karena kamulah hidupku. --- gyahahaha sakit perut..

Pertama ketemu, aku takut ngomong sama kamu. Pertama ngomong sama kamu, aku takut kalau nanti suka sama kamu. Udah suka, aku makin takut kalau jatuh cinta. Setelah sekarang cinta sama kamu, aku jadi bener2 takut kehilangan kamu. Kamu emang menakutkan! --- weeekkkk

Ketika hidup memberiku seratus alasan untuk menangis, kau datang membawa seribu alasan untuk tersenyum. --- getok pake kursi

Jika aku bisa jadi bagian dari dirimu, aku mau jadi airmatamu, yang tersimpan di hatimu, lahir dari matamu, hidup di pipimu, dan mati di bibirmu --- maksut loh?!

Orang bilang bulan itu indah...tapi aku bilang tidak. Orang bilang planet venus itu cantik...tapi menurut aku tidak. Aku bilang bumi itu indah dan cantik...karena ada kamu. --- lempar pake bedug mesjid!

Thursday, July 24, 2008

Never laugh at a Chinese!

A Chinese man walks into a bank in New York City and asks for the loan officer. He tells the loan officer that he is going to China on business for two weeks and needs to borrow $5,000. The bank officer tells him that the bank will need some form of security for the loan, so the Chinese man hands over the keys to a new Ferrari parked on the street in front of the bank. He produces the title and everything checks out. The Loan officer agrees to accept the car as collateral for the loan.

The bank's president and its officers all enjoy a good laugh at the Chinese for using a $250,000 Ferrari as collateral against a $5,000 loan. An employee of the bank then drives the Ferrari into the bank's underground garage and parks it there. Two weeks later, the Chinese returns, repays the $5,000 and the interest, which comes to $15.41.

The loan officer says, 'Sir, we are very happy to have had your business, and this transaction has worked out very nicely, but we are a little puzzled. While you were away, we checked you out and found that you are a multi-millionaire. What puzzles us is why you would bother to borrow $5,000?

The Chinese replies: 'Where else in New York City can I park my car for two weeks for only $15.41 and expect it to be there safely when I return.'

Thursday, July 17, 2008

Dumb Boy ?

A young boy enters a barber shop and the barber whispers to his customer,

'This is the dumbest kid in the world. Watch while I prove it to you.'The barber puts a dollar bill in one hand and two quarters in the other, then calls the boy over and asks, 'Which do you want, son?' The boy takes the quarters and leaves. 'What did I tell you?' said the barber. 'That kid never learns!'

Later, when the customer leaves, he sees the same young boy coming out of the ice cream store. 'Hey, son! May I ask you a question? Why did you take the quarters instead of the dollar bill?' The boy licked his ice cream and replied, 'Because the day I take the dollar, the game's over

Wednesday, July 16, 2008

Life is like a coffee

Salah satu kebiasaan saya adalah membaca berbagai buku, artikel dan majalah yang memperkaya jiwa. Saya memilih melakukan hal ini dari pada menghabiskan waktu sekedar membaca berita selebritis. Kali ini artikel di layar monitorku berasal dari salah seorang teman di milis alumni kampus. Kubaca pelan-pelan, karena dari awal isinya sudah menawarkan kedalaman. Berikut isi imel tersebut, yang ternyata dikutip dari SWA 16/XX1I/10-23 Agustus 2006. Sekelompok alumni sebuah universitas mengadakan reuni di rumah salah seorang profesor favorit mereka yang dianggap paling bijak dan layak didengarkan.

Satu jam pertama, seperti umumnya diskusi di acara reuni, diisi dengan menceritakan (baca: membanggakan) prestasi di tempat kerja masing-masing. Adu prestasi, adu posisi dan adu gengsi, tentunya pada akhirnya bermuara pada berapa $ yang mereka punya dan kelola, mewarnai acara kangen-kangenan ini.

Jam kedua mulai muncul guratan dahi yang menampilkan keadaan sebenarnya. Hampir semua yang hadir sedang stres karena sebenarnya pekerjaan, prestasi, kondisi ekonomi, keluarga dan situasi hati mereka tak secerah apa yang mereka miliki dan duduki. Bahwa dolar mengalir deras, adalah sebuah fakta yang terlihat dengan jelas dari mobil yang mereka kendarai sertamerek baju dan jam tangan yang mereka pakai.

Namun dilain pihak, mereka sebenarnya sedang dirundung masalah berat, yakni kehilangan makna hidup. Di satu sisi mereka sukses meraih kekayaan, di sisi lain mereka miskin dalam menikmati hidup dan kehidupan itu sendiri. They have money but not life.

Sang profesor mendengarkan celotehan mereka sambil menyiapkan seteko kopi hangat dan seperangkat cangkir. Ada yang terbuat dari kristal yang mahal, ada yang dari keramik asli Cina oleh-oleh salah seorang dari mereka, dan ada pula gelas dari plastik murahan untuk perlengkapan perkemahan sederhana. "Serve yourself, " kata profesor, memecah kegerahan suasana. Semua mengambil cangkir dan kopi tanpa menyadari bahwa sang profesor sedang melakukan kajian akademik pengamatan perilaku, seperti layaknya seorang profesor yang senantiasa memiliki arti dan makna dalam setiap tindakannya.

"Jika engkau perhatikan, kalian semua mengambil cangkir yang paling mahal dan indah. Yang tertinggal hanya yang tampaknya kurang bagus dan murahan. Mengambil yang terbaik dan menyisakan yang kurang baik adalah sangat normal dan wajar.. Namun, tahukah kalian bahwa inilah yang menyebabkan kalian stres dan tidak dapat menikmati hidup?" sang profesor memulai wejangannya.

"Now consider this: life is the coffee, and the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided, " kali ini kalimatnya mulai menekan hati. "So, don't let the cups drive you, enjoy the coffee instead, " demikian ia berkata sambil mempersilakan mereka menikmati kopi bersama. Sewaktu membaca e-mail yang dikirim rekan saya Ucup, begitu panggilan akrabnya, saya ikut tertegun..

Sesederhana itu rupanya. Profesor yang bijak selalu membuat yang sulit jadi mudah, sedangkan politikus selalu membuat yang mudah jadi sulit. Betapa banyak di antara kita yang salah menyiasati hidup ini dengan memutarbalikkan kopi dan cangkir. Tak jelas apa yang ingin kita nikmati, kopi yang enak atau cangkir yang cantik.

Ada tiga tipe pekerja (baca: profesional danpengusaha) yang sering kita lihat dalam menyiasati kopi dan cangkir kehidupan ini.

Pertama, pekerja yang sibuk mengejar pekerjaan, jabatan yang akhirnya hanya bertumpu pada kepemilikan jumlah dan kualitas cangkir kehidupan. Paradigmanya sangat sederhana, semakin banyak cangkir yang dipunyai, semakin bercahaya. Semakin bagus cangkir yang dimiliki tidak akan mengubah rasa kopi menjadi enak. Fokus hidup hanya untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas cangkir. Ini yang menyebabkan terus terjadinya persaingan untuk menambah kepemilikan. Sukses diukur dengan seberapa banyak dan bagus apa yang dimiliki. Kala yang lain bisa membeli mobil mewah, ia pun terpacu mendapatkannya. Alhasil, tingkat stres menjadi sangat tinggi dan tak ada waktu untuk membenahi kopi. Semua upaya hanya untuk bagian luar, sedangkan bagian dalam semakin ketinggalan.

Kedua, pekerja yang menyadari bahwa kopinya ternyata pahit -artinya hidup yang terasa hambar; penuh kepahitan, dengki dan dendam; serta tak ada damai dan kebahagiaan- mencoba menutupnya dengan menyajikannya dalam cangkir yang lebih mahal lagi. Pikirannya juga sangat mudah, kopi yang tidak enak akan terkurangi rasa tidak enaknya dengan cangkir yang mahal. Rasa kurang dicintai rekan kerja, dikompensasi dengan mengadopsi anak asuh dan angkat. Tak merasa diperhatikan, dibungkus dengan memberikan perhatian pada korban gempa di Yogyakarta. Tak menghiraukan lingkungan, ditutup halus dengan program environmental development yang harus diresmikan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup. Tak memperhatikan orang lain dengan tulus, dibalut dengan program community development yang wah. Kalau tidak hati-hati, akan muncul pengusaha kaum Farisi yang munafik bagai kubur bersih, tapi di dalamnya sebenarnya tulang tengkorak yang jelek dan bau.

Ketiga, ada pula pekerja yang berkonsentrasi membenahi kopinya agar lebih enak, semakin enak dan menjadi sangat enak. Tipe ini tak terlalu pusing dengan penampilan cangkir. Pakaian yang mahal dan eksklusif tak mampu membuat borok jadi sembuh. Makanan yang mahal tak selalu membuat tubuh jadi sehat, malahan yang terjadi acap sebaliknya. Fokus pada kehidupan dan hidup menyebabkan ia dapat santai menghadapi hari-hari yang keras. la tak mau berkompromi dengan pekerjaan yang merusak martabat, sikap dan kebiasaan. Menyuap yang terus-menerus dilakukan hanya akan membuat dirinya tak mudah bersalah kala disuap. Fokus pada kopi yang enak, membuat ia tak mudah menyerah pada tuntutan pekerjaan, tekanan target penjualan yang mengontaminasi karakternya.

Baginya, ini adalah kebodohan yang tak pernah dapat dipulihkan. Profesor hidup lain lagi pernah berpetuah, "Take no thought for your life, what you shall eat or drink, nor your body what you shall put on. Is not the life more than meat and the body than raiment?" Kalau kita tidak sadar, kita bakal terjerembap: mengkhawatirkan cangkir padahal seharusnya kita fokus pada kopi. Imel itu diakhiri dengan seruan sederhana Enjoy your coffee, my friend!. Saya pun merasakan adanya sindiran halus dari imel tadi. Karir kadang membuat seseorang menyingkirkan segalanya, yang dianggap tidak penting bagi karir, atau bahkan dirasakan menyita waktu dan mengganggu.

Terkadang sekedar say hello kepada orang tua yang sudah membesarkannya pun sering kali seseorang lupa. Masih sambil menatap kosong ke layar monitor, Saya pun mengangkat ponsel, dan menelepon ibu. Tiba-tiba saja saya menyadari bahwa ternyata ada kerinduan yang selama ini saya abaikan.

Wednesday, July 9, 2008

Surat Cinta Mbak Sum....



SURAT CINTA MBAK SUM.

mBak Sum; bermaksud memutuskan hubungan dengan kekasihnya bernama Robbie, seorang bule dari Amerika,

Akan tetapi dia tak sanggup untuk bertemu muka dengan kekasihnya.
mBak Sum menulis surat dengan berbekal pengetahuan bahasa Inggris & kamus tebal.
Isi suratnya sbb :

Hi Robbie, with this letter I want to give know you
(hai Robbie, bersama surat ini saya ingin memberitahu kamu)

I WANT TO CUT CONNECTION US

(SAYA INGIN MEMUTUSKAN HUBUNGAN KITA)

I have think this very cook cook

(saya telah memikirkan hal ini masak masak)

I know my love only clap half hand

(saya tahu cinta saya hanya bertepuk sebelah tangan)

Correctly, I have see you go with a woman entertainment at town with my eyes and head myself

(
sebenarnya, saya telah melihat kamu pergi bersama seorang wanita penghibur dI kota dengan mata kepala saya sendiri)
You always ask apology back back times

(kamu selalu minta maaf berulang ulang kali)

You eyes drop tears crocodile

(matamu mencucurkan airmata buaya)

You correct correct a man crocodile land

(kamu benar-benar seorang lelaki buaya darat)

My Friend speak you play fire

(teman saya bilang kamu bermain api)

Now I know you correct correct play fire

(sekarang saya tahu kamu benar benar bermain api)

So, I break connection and pull body from love triangle this

(jadi, saya putuskan hubungan dan menarik diri dari cinta segitiga ini)

I know result I pick this very correct, because you love she very big from me

(saya tahu keputusan yang saya ambil ini benar, karena kamu mencintai dia lebih besar dari saya)

But I still will not go far far from here

(namun saya tetap tidak akan pergi jauh-jauh dari sini)

I don't want you play play with my liver

(saya tidak ingin kamu main-main dengan hati saya)

I have been crying night night until no more eye water thinking about
your body

(saya menangis bermalam-malam sampai tidak ada lagi airmata
memikirkan dirimu)

I don't want to sick my liver for two times

(saya tidak mau sakit hati untuk kedua kalinya)

Safe walk, Robbie

(selamat jalan, Robbie)

Girl friend of your liver

(kekasih hatimu)

Note:

this river I forgive you, next river I kill you !

(kali ini aku maafkan kamu, kali lain kubunuh kau !)